Di antara bayang-bayang kelam masa kecil dan mimpi buruk yang terus mengintai, seorang perempuan melangkah dalam perjalanan hidup penuh luka. Dari trauma yang diwariskan sejak kecil hingga pergulatan batin untuk menerima dirinya sebagai seorang wanita, kisah ini adalah sebuah perjalanan menuju kebahagiaan bergitu berliku.
Agustina Ardhani, sang penulis, mengisahkan bagaimana ia harus bertahan dari kejamnya kehidupan yang menolak keberadaannya. Ia menelusuri lembar hitam dari rasa benci terhadap dirinya sendiri hingga menemukan cinta yang membebaskan, pada seorang lelaki yang memberikan arti baru pada kata kasih sayang.
Namun, perjalanan itu tidak berhenti di sana. Ia harus menghadapi ketakutan terbesar dalam dirinya—menjadi seorang ibu, melawan bayangan dirinya sendiri sebagai anak perempuan yang tak pernah dicintai.
Melalui setiap kalimat, ia membangun mosaik tentang keberanian untuk mengurai trauma, tentang kasih yang lahir dari kesadaran, dan tentang perjalanan panjang untuk merangkul luka.
Buku ini bukan hanya sebuah memoar; ia adalah warisan, pesan abadi bagi anak-anaknya, dan panggilan bagi para wanita untuk menemukan kekuatan dalam kelemahan, cinta dalam luka, dan makna dalam perjalanan mereka sendiri.
Dari Istanbul yang penuh kenangan hingga ruang-ruang gelap dalam jiwanya, “Karena aku wanita” adalah suara yang menggetarkan hati—sebuah pengingat bahwa di balik setiap luka, ada narasi keberanian yang menanti untuk diceritakan.